Tiba-tiba saja saya berhasrat untuk menulis tentang hal ini, sesuatu yang sebenarnya tidak jauh dari hidup saya. Saya akan perkenalkan kepada anda, barang kali anda punya waktu luang untuk sekedar mendengar-sambil-lalu-omong kosong kali ini. Ha ha.
Mari! Kita mulai!
Awal perkenalan saya dengan istilah ini bermula ketika saya membaca sebuah halaman majalah yang memuat band favorit saya kala itu, Zeke and the Popo,oh enggak, maksud saya sampai sekarang. Yes. Mereka masih jadi band Indonesia favorit saya sampai sekarang.
Balik lagi ke majalah, pokoknya, intinya, disitulah saya nemuin buat pertama kali(mungkin ya-mungkin enggak) istilah Psychedelic dihidup saya. Disitu, dimajalah itu, tersebut Psychedelic Gloomy sebagai genre musik dari Zeke and the Popo(ZATPP).
Karena penasaran, lantas, saya mencari.Well, akhirnya ketemu, Psychedelic itu, katanya, berarti, manifestasi jiwa. Wihberat. Habis, gimana gak berat,ngomongin jiwa, ngomongin sesuatu yang abstrak, ngomongin hal-hal yang sulit buat kita tinju. Ini bukan karena kita gak punya “tangan”, tapi karena memang kapasitas “tangan” kita kebatas.
Lantas saya nanya dalam hati, jika hal-hal Psychedelic seperti musik, drugs, karya seni-rupa, pengalaman, dll dinamai orang sebagai manifestasi jiwa, maka apa “penamaan” manusia buat musik dan karya senirupa non-psychedelic ?
Apakah itu jadi gak termasuk manifestasi jiwa juga ? Kasian. Hanya karena mereka gak make unsur-unsur psychedelic apakah lantas jadi bukan ‘manifestasi jiwa’ lagi ? Oh. Kasian.
Zeke Khaseli pentolan ZATPP, disalah satu wawancaranya berujar, intinya, musik itu bukan masalah genre. Kalau mau bikin lagu tentang ibu, ya mari kita bikin, trus nyanyiin, ini bukan masalah pop, rock, atau apalah.
Musik ya musik. Pop, rock, jazz dan lain sebagainya, menurut saya, cuma sebagai penyederhanaan dan penamaan untuk sebuah objek rasa dan nuansa.
Well, anggeplah saya bikin ribet. Tapi maksud saya disini sebenarnya sederhana aja, jangan sampai anda melihat Psychedelic sebagai manifestasi jiwa dalam artian sebenarnya. Kasihan jenis musik yang lain kan. Karya seni-rupa yang lain. Kalau kita gak anggap mereka sebagai bentuk manifestasi jiwa atau buah pikir dari sang penggubahnya juga.
Oke, jadi memang benar, Istilah ini (Psychedelic) terdiri dari 2 kata, yaitu; Psycho yang diambil dari bahasa yunani, yang berarti, Jiwa. Dan Delia, yang dalam bahasa yunani berarti Manifestasi. Manifestasi dalam bentuknya yang lebih Indonesia berarti, perwujudan atau bentuk pengungkapan.
Apa aja sih bentuk-bentuk perwujudan jiwa-jiwa itu ?
Oke. Perwujudan yang pertama, yang ingin saya bahas ialah musik.
Kenapa musik ? Karena musik adalah sarana ekspresi yang cukup umum dan tua. Orang-orang dulu(begitulah cara-sederhana saya menyebutnya) sudah akrab dengan segala bentuk ekspresi melalui bebunyian, yang selanjutnya, kita sebut sebagai musik.
Orang bernyanyi, menari, dan lain sebagainya untuk mengekspresikan suasana jiwanya kala itu, entah itu dalam semangat jiwa untuk berperang, entah dalam suka-cita kala tiba waktu panen, entah itu senandung pilu, meratap, atau apalah, pokoknya banyak hal yang dari dulu dijadikan bahan supaya mereka bisa berekspresi lewat bunyian.
Dan sekarang, mari kita kembali lagi ke musik psychedelic. Musik psychedelic pun sama dalam maksudnya;sebagai bentuk ekspresi dari suasana jiwa kala itu.
Kapan itu berlangsung ? Dan siapa orang-orang yang berada dalam nuansa di salah satu bentuk ekspresi itu ?. Mungkin baik jika ini dijadikan pertanyaan pembuka.
Musik Psychedelic, atau, kalo boleh disederhanakan, menjadi, psychedelic rock, adalah musik yang berkembang di kurun waktu tahun 60an. Di amerika, terutama, San Fransisco. Dalam situasi kemuakkan masyarakat bangsa-bangsa pada umumnya atas segala bentuk perang, penindasan, dan kejemuan akan kurangnya sisi spiritual pada masyarakat Amerika, khususnya.
Latar belakang inilah yang menjadi alasan atas ide-ide yang disuarakan kaum muda Amerika saat itu, bahwa tidak adalagi dukungan terhadap segala bentuk peperangan, segala bentuk penindasan yang dilakukan pemerintah negara mereka sendiri, dan negara-negara yang punya kekuatan kala itu, tidak boleh dilanjutkan, mereka protes, HENTIKAN !!!
Perang harus digantikan oleh cinta, dan penindasan digantikan oleh kedamaian, sisi-sisi materialisme yangsempet bikin manusia jadi haus harus dilengkapi lagi dengan sisi-sisi spiritiual, agar tercapai sesuatu yang mereka sebut sebagai keseimbangan. (((om))). Humanisme telah menemukan tempatnya untuk tumbuh.
Usaha dalam pencapaian sisi-sisi spiritual masyarakat muda Amerika ditahun-tahun itu yang populer adalah berupa; yoga, meditasi, ataupun sekedar mendengar musik psychedelic(rock) atau bahkan musik-musik tradisional hindu, india. Ya, musik psychedelic juga bisa menjadi bagian dari kegiatan spiriual mereka, lewat musik ini(khususnya musik tradisional india) tercapailah apa yang disebut pengalaman spiritual. Bahkan upacara pembukaan woodstock ’69(Pergelaran pertunjukan musik terbaik) dibuka oleh Guru-guru spritual Hindu, saking dekatnya era ini dengan kebudayaan Hindu.
(Saya tidak tahu pasti kenapa agama Hindu dan Budha terpandang pantas bagi kaum atau “ranting kebudayaan” ini sebagai bentuk kehidupan ideal yang mereka angankan. Kenapa mereka tidak kembali ke agama-agama langit ? Oh tentu tidak, agama Kristen(salah satu agama langit;sebagai contoh) dipandang sudah membuang kesempatan saat masa jaya-nya dulu. Kenangan akan Masa Kegelapan di Eropa masih membekas jelas. Disamping itu, kenapa agama Hindu dan Budha yang mendapat respon baik? mungkin karena bentuk Spritual Timur tersebut lebih sederhana dalam prakteknya dan pandangan mereka kala itu, selain Spritual Timur, kebudayaan-kebudayaan suku Indian Amerika juga digali lagi lebih dalam dimasa 60an tersebut. Pokoknya, di saat itu, orang menjadi tertarik dengan segala bentuk spiritualitas kuno.)
Generasi yang hidup dijaman tersebut, dikenal sebagai Generasi Bunga. Orang-orang yang melaksanakan bentuk-bentuk praktek kehidupan seperti itu disebut hippies(jamak: hippy:tunggal). Hippies menjadi motor atas usaha perombakan budaya kala itu. Menjungjung tinggi humanisme. Dan menyuarakan legalitas drugs(khususnya marijuana), perdamaian, dan musik.
Generasi Bunga disebut-sebut sebagai generasi rokenrol terbaik. Di zaman itu juga lahir insan-insan rokenrol yang berpengaruh terhadap generasi setelahnya, dan bahkan sampai saat ini.
Band-band seperti The 13th Floor Elevator, The Grateful Dead, Janis Joplin, Jimi Hendrix, The Doors, Jefferson Airplane, Velvet Underground, sampai Pink Floyd dan The Beatles mendapat tempat yang elok dihati generasi rokenrol kala itu. The 13th Floor Elevator disebut sebagai salah satu band psychedelic pertama dalam sejarahrokenrol. Album mereka, The Psychedelic Sounds of The 13th Floor Elevators(Tahun ’66) merupakan yang terdepan memunculkan istilah Psychedelic ke khalayak umum. Tapi menurut saya, 2 album The Piper at the Gates Of Dawn danA Saucerful of Secrets milik Pink Floyd masih yang terbaik dalam memanifestasikan psychedelic.
Psychedelic Rock digambarkan sebagai musik yang cocok didengarkan dalam keadaan ‘high’. Namun, sulit menjelaskan apa itu musik psychedelic dalam satu kata, dan sulit memilih mana band yang paling pantas, untuk menyandang gelar The Real Psychedelic Band.
Tapi, dalam segi teknis, band psychedelic dapat digambarkan sebagai musik yang menyediakan durasi panjang untuk memainkan bentuk instrumental(musik tanpa nyanyi) di dalam satu lagu.
Synthetizer juga bagian penting, dan juga efek wah dan feedback pada guitar. Penggunaan-penggunaan instrumen India, seperti sitar, juga lazim dimainkan dalam musik psychedelic.
Oke. Pertanyaan berikutnya adalah, kenapa Psychedelic ? Kenapa bukan yang lain ?
Simpel aja, Karena psychedelic rock adalah musik yang paling pas buat mewakili situasi pengalaman ‘high’ mereka. Mari kita singgung uraian diatas untuk lebih jelasnya. Kemon!
Diatas, sudah dijelaskan bahwa Kaum Hippies adalah motor dari ‘perombakkan budaya Amerika’ ditahun 60an. Apa saja yang dirombak ? Salah satunya adalah larangan penggunaaan drugs. Kaum hippies menghendaki supaya itu dapat dilegalkan. Jenis drugs yang populer dikalangan mereka adalah drugs dari golongan halusinogen. Baik berupa ganja, LSD dan lain sebagainya. Jadi efek dari ganja dan LSD itu sendiri memang dirasa sangat cocok untuk menggambarkan nuansa musik psychedelic ini. Musik psychedelic yang cendrung luas, bebas, dan ‘kaya’ mampu mewadahi nuansa ‘high’ mereka semua.
Selanjutnya, pertanyaan terakhir. Jadi apa itu musik psychedelic ?
Dari uraian diatas dapatlah saya simpulkan bahwa;Musik Psychedelic itu adalah bentuk perwujudan musik yang dimainkan dalam mengekspresikan keadaan ‘high’ dan ‘damai’ generasi bunga saat itu.
Tapi apakah Hippies serta merta mendengarkan psychedelic rock ? jawabannya tegas, tidak.
Psychedelic rock hanyalah sebuah kecendrungan musik kala itu, dimana drugs tampil sebagai ‘jalan lain’ menikmati hidup. Psychedelic rock merupakan bagian dari Kultur Pop yang berkembang. Sebagai bentuk perlawanan atas sisi kelam dunia, untuk digantikan oleh hal-hal yang indah, bebas, dan berwarna.
(Mungkin banyak bagian dari yang saya tulis diatas jauh dari kesan lengkap dan selesai, karena sangat luasnya pembahasan menyangkut hal ini dan terbatasnya kemampuan serta waktu yang saya miliki, untuklah itu saya mohon maaf 🙂 salam!)
Sumber :https://www.google.com/search?hl=en-GB&source=android-browser&ei=DPMyWezqFcn_vgTA36agBw&q=cara+bernyanyi+psychedelic&oq=cara+bernyanyi+psyched&gs_l=mobile-gws-serp.1.0.33i160k1.98813.132532.0.133465.51.38.7.6.6.0.218.5414.5j31j2.38.0....0...1.1.64.mobile-gws-serp..15.36.3730...0j41j0i22i30k1j0i67k1j0i10k1j0i19k1.V2EinGbuiNk

Tidak ada komentar:
Posting Komentar